Figur seorang Pak Witno

PAK WITNO namanya, orgnya sederhana di usianya yang sudah memasuki kepala 4.
Tutur katanya ramah, dia pasti menyapa setiap orang yg lewat di depannya. Boleh dibilang dia hapal smua org di lante 2. Buktinya, dia selalu memanggil smua org dengan nama depan.
"Pagi Pak heru!"
"Siang Mbak Nita!"
"Makan Bu Sofie?"
"Kok lemes amat Pak Rino?"
Semua disapanya, senyum ramah, dengan tatapan tulus.

Pak sudah bekerja disini sekitar 2-3 tahun. Beliau selalu pulang setelah jam 8 malam *jam kerja yg terlalu panjang pikirku*

Setiap hari dia pasti memantau lante 2, berkeliling, ato sekedar duduk di singgasananya, di depan lift, duduk seharian, kadang dia berjalan mondar/i utk sekedar berbasa/i dgn org2 di sekitarnya.
Kadang dia sibuk menelusuri koran, ak yakin, dia selalu menghabiskan menu koran setiap harinya sampe ludes.

Setiap jam makan siang, dia selalu ada di meja resepsionis, menggantikan Mbak Erna yg keluar bt lunch. Ak tidak tahu kapan waktunya Pak ... makan siang. *Semoga dia punya waktu untuk itu [-o< *

Dia gak pernah mengeluh, entah bagaimana rasanya klo ak berada di posisi Pak Witno tanpa komputer, tanpa internet, tanpa YM, tanpa imel, tanpa blog. Ugghhh! terasa boringnya. Tapi dia gak pernah mengeluh, gak pernah berkeluh kesah, gak pernah claim. Dia selalu gembira dgn pekerjaannya.
"Alhamdulilah Mb, daripada nganggur, gimanapun jg Bapak punya tanggungan."
Sungguh ak byk belajar drmu Pak, bagaimana mensyukuri hidup, menikmati semua anugerah-Nya.
Ak tersadar, betapa ak sering kali berkeluh kesah, tanggungan ini-itu, gaji yg segitu2 sj sementara kebutuhan yg terus melonjak, akh! betapa ak tdk pernah bersyukur sepertimu Pak.

Aku pernah membaca satu tulisan kecil, cukup menghentak: "Kesenangan dan kebahagian bukan diperoleh dengan cara mengejarnya, melainkan dengan merasakan dan mensyukuri apa yang sudah kita miliki."

So meaningful!
Terima kasih Tuhan untuk semua yg aku punya,
Terima kasih KAU menyadarkan ak dr teladan Bapak Witni. Gambaran pribadi yg penuh kesederhanaan.

p.s. Sayangnya dia harus resign untuk alasan yg ak pikir sama sekali bukan salah dia. Wrong man in a wrong place!

0 Responses